tentang sepetak sawahmu yang tiba-tiba kerontang, pucuk-pucuk yang meradang. lalu titik-titik tempias tiba-tiba menjelma butiran keringat, lelah begitu nikmat. dari jendela kamarmu, gulungan waktu kian gulita.
dan hujan pun bercerita;
tentang jutaan langitmu yang tak lagi indah. sungguh, begitu muramnya lebam keningmu, hingga sesekali kau usap dengan hampa, tanpa kata-kata. lalu mualilah kenangan itu kau eja dengan mantra-mantra purba.
dan hujan pun bercerita;
dan hujan pun bercerita;
tentang cintamu pada awan. lalu kau kisahkan pedihnya kesetiaan. ah, logikamu penuh kepura-puraan. akhirnya, hujan pun tetap bercerita; tentang ceritanya sendiri yang tak kunjung purna...
Surabaya, 11 Nopember 2009
12 Comments to "Dan Hujan pun Bercerita"