Masih Tentang Rindu


kepada: istianah bintang hatiku

rindu ini akhirnya mengantarkanku pada musim yang membuatku lupa jalan pulang, karena pada muram jendela kamarmu, kuhembuskan bisikan paling curam. lalu rerintik resah di kelopak matamu berguguran dalam diam.

seperti yang sering kau ceritakan; tentang rindumu pada rembulan, juga jalan setapak penuh ilalang, tanpa kemarau yang mengeringkan kerinduan. maka kenapa kita selalu bicara tentang hati, bila sebilah puisi hanya menunggui kematian kita di ujung pagi?

istianah, bentangkanlah riwayatku pada helai rerumputan, di setiap perempatan jalan dengan tandus bebatuan. dan setiap kali kau pandangi jendela kamarmu, katakan dengan lantang; ini masih tentang rindu, yang teriris-iris waktu tanpa dendam.

lantas seperti apa aku? katamu, pada selembar kerinduan. layak batu, pecah tetap menjadi batu. lantas bagaimana kukenalkan diriku? sedangkan aku tak memiliki apapun selain mimpi-mimpi bintang hati. lantas apa pula yg menjadi bebanku? padahal malaikat hanya mencatat gerak-gerak sesudah.

itulah makrifat rindu, jawabku, di hulu waktu. dan jelentik airmata yang mengalir di teluk kalbumu adalah geletar grimis yang mengisyaratkan lembar-lembar gelisah untuk berdendang menjadi sajak.

maka, istianah, jangan lupa untuk selalu kau pakai baju malammu. bacalah pula gurindam doa yang kau cipta tanpa aksara. karena barangkali ibumu lupa mengingatkan; rindu kadang membuat kita lupa jalan pulang.

jika sajak-sajakku mampu melumat perih, bacalah. hingga tubuhmu benar-benar milik hari-hari bisu: waktu dimana hikayat kita telah menjadi tugu, ingatlah; sajak-sajaku, masih tentang rindu.

Surabaya, 17 Februari 2010 11:12 wib.

2.18.2010 di Kamis, Februari 18, 2010

7 Comments to "Masih Tentang Rindu"

Nah, prosa anda yang ini yang telah dibacakan minggu lalu di RCA, sobat.

Wah, terima kasih banyak atas infonya, Mas Ivan..
Kalau link downloadnya sudah dipasang, saya pasti download..

Salam ....

berbahagialah, istianah...

Baha, mbak pengen deh belajar nulis kek gini :(

uhui makyos tulisan-nya mas..

cuman usul donk.. baris tulisan-nya kasih jarak mas biar ngga terlalu berdempetan

Teman saya di RCA masih edit tuh rekamannya. Nanti ada link downloadnya, mas. Insya Allah. Oh ya. Teman juga muat di web RCA kolom puisi tuh. Yg karyanya mas yg pernah saya baca.

MAMPIR KE RUMAH PENYAIR.

@ Anazkia; Istianah udah bahagia, mbak..
@ Jaloee; benar2 maknyus..wah, usulannya langsung saya terima dengan hati berbunga2. hehe
@ Ivan Kavalera; wah, asyik dong! kan bisa saya kirimkan ke Istianah..
@ RCA 102,5 FM; Thanks atas dimuatnya puisiku...

Posting Komentar