Gerimis yang Menyapu Wajahmu (1)

gerimis yang menyapu wajahmu
sesekali bergeletar selayak zikir senjakala
yang menciptakan hujan menjadi airmata
harusnya tak ada cinta, pun juga luka
yang selalu kau baca terbata-bata

gerimis yang menyapu wajahmu
sesekali melabuhkan hening, dan matahari yang kian kuning
adalah ranum pipimu yang
luruh di tangkai-tangkai angin

maka sungguh sia-sia, merindukanmu tanpa doa
ini bukan tentang lukisan luka
pun juga lembaran cinta
yang tak pernah selesai kau baca

Surabaya, 04 Maret 2010. 01:01 dini hari,
ketika wajahmu merangkai gerimis di luar kaca jendela

3.03.2010 di Rabu, Maret 03, 2010

7 Comments to "Gerimis yang Menyapu Wajahmu (1)"

gerimis yang menyapu wajahmu
harusnya menyapu pula dukaduka
hingga mengalir bersama derainya
sisakan rindu meski tak pernah tebaca....

hehehehehehehe.... sip nih puisi2nya...
salam kenal saudara... follow2 an yuk... ni langsung ku follow... follow aku ya... sekalian exchange link juga boleh... langsung kupasang nih...

Thanks atas kunjungannya sobat...
Oke saya follow balik...
Linknya juga tak pasang...

Gerimis yg menyapu bedak di pipimu membuatku ingin melindungi bedakmu.
Loh heh...
qeqeqe...
Sajaknya bagus banget kang.
Aku slesai kok bacanya.
Hehe...

Apa kabar mas?

wah,lagi-lagi padanan kata yang elok nan rupa. ku terhenyuk untuk sekedar menatap rintik hujan dibalik jendela. Setiap kali membasahi bumi, seakan menyiratkan sejuta arti dengan rahmat Ilahi.
sungguh menggelora....:D

salam kenal
saya masih baru,dan butuh kawan untuk berbagi,berkenankah sobat untuk mengunjungi blog saya

hmmm.. menyentuh

btw blog agan dah sy follow, follow balik yahh...

Posting Komentar