pada magrib yang hujan, selalu, rintik kenangan itu masih meruncing tajam menusuk2 tembok ingatan. menciptakan titik-titik tempias yg mengambang diam. aku terus berjalan menembus hujan. mengurai sudut kenangan yang tak kunjung hilang. aku benar-benar kedinginan. ah, harusnya aku benci dan membuang wajahmu dari ingatan...
Surabaya, 25 April 2011
Surabaya, 25 April 2011
1 Comment to "Pada Magrib yang Hujan 1"