seperti i’tikaf kabut yang hening di helai malam
parau mimpi kita kian bersemayam
pada tiap jengkal kekalutan yang menghunjam
sampai nanti, di sini
kita masih setia melukis lembayung di ujung temaram
tak perlu kita ceritakan pada mereka
tentang selaksa lara yang membias hingga batas cakrawala
lantaran keyakinan yang kita kibarkan
akan menawarkan pahitnya sebuah pengorbanan
tak perlu kita kabarkan pada mereka
tentang pedihnya sebuah kehilangan
hingga pendar kesunyian telah kita luruhkan
pada desau leletih ombak di lautan
yakinlah, tegak jiwa kita mengempaskan badai kegalauan
seperti i’tikaf kabut yang mengembun di pucuk pagi
hingga nanti, di wisma singgih ini
kita masih berjingkrak menggapai matahari
kelak, pada kuburan keterasingan kita
i’tikaf kabut menjelma epitaf yang tak kuasa kita eja
Prigen, 13 April 2008
parau mimpi kita kian bersemayam
pada tiap jengkal kekalutan yang menghunjam
sampai nanti, di sini
kita masih setia melukis lembayung di ujung temaram
tak perlu kita ceritakan pada mereka
tentang selaksa lara yang membias hingga batas cakrawala
lantaran keyakinan yang kita kibarkan
akan menawarkan pahitnya sebuah pengorbanan
tak perlu kita kabarkan pada mereka
tentang pedihnya sebuah kehilangan
hingga pendar kesunyian telah kita luruhkan
pada desau leletih ombak di lautan
yakinlah, tegak jiwa kita mengempaskan badai kegalauan
seperti i’tikaf kabut yang mengembun di pucuk pagi
hingga nanti, di wisma singgih ini
kita masih berjingkrak menggapai matahari
kelak, pada kuburan keterasingan kita
i’tikaf kabut menjelma epitaf yang tak kuasa kita eja
Prigen, 13 April 2008
6 Comments to "I'tikaf Kabut"