I'tikaf Kabut


seperti i’tikaf kabut yang hening di helai malam
parau mimpi kita kian bersemayam
pada tiap jengkal kekalutan yang menghunjam
sampai nanti, di sini
kita masih setia melukis lembayung di ujung temaram

tak perlu kita ceritakan pada mereka
tentang selaksa lara yang membias hingga batas cakrawala
lantaran keyakinan yang kita kibarkan
akan menawarkan pahitnya sebuah pengorbanan

tak perlu kita kabarkan pada mereka
tentang pedihnya sebuah kehilangan
hingga pendar kesunyian telah kita luruhkan
pada desau leletih ombak di lautan
yakinlah, tegak jiwa kita mengempaskan badai kegalauan

seperti i’tikaf kabut yang mengembun di pucuk pagi
hingga nanti, di wisma singgih ini
kita masih berjingkrak menggapai matahari
kelak, pada kuburan keterasingan kita
i’tikaf kabut menjelma epitaf yang tak kuasa kita eja

Prigen, 13 April 2008

11.05.2009 di Kamis, November 05, 2009

6 Comments to "I'tikaf Kabut"

Puisi di atas saya tulis pada waktu menjadi panitia PKD PMII tarbiyah 2008.

waw abot BRo ... dalem banget ... mungkin inilah ketika nalar tak logis :D

bravoo..bro,kata-katanya sungguh mendalam,penuh penghayatan dan i'tibar,kayaknya saya perlu belajar banyak nich...dari antum!!
boleh yach....

Dengan senang hati apabila kita cipatakan persahabatan yang lebih erat dan penuh makna.

Salam sukses selalu!

Hahaha..
Sepakat tuh, kabut pun juga beriktikaf....

Artistik....warna - warni dan isinya artistik...JEMPOL

Posting Komentar