Rubaiat Air Mata


Andai...
dirimu tak jua lelah menanti
air mata yang tergerai
kuriliskan sebaris sajak untukmu
tentang hati yang lama mati
dalam gugus cinta yang kau cipta
adakah serpihan luka itu sia-sia?


Hah...
rinai-rinai gerimis
yang dulu kau lukis
tak sehangat rinduku menangis

sebab masih selalu kubutuh derai embun
yang mengalir di matamu
menyirami kemarau panjang di hatiku
agar lukisan langit kembali biru

cobalah sesekali kau pahat matahari
lantaran aku rindu pelangi
seperti kelepak silir angin
menyemai lelah bait-bait sunyi
dalam leletih kembaraku
curam mimpi demikian dingin


Surabaya, 2008

11.07.2009 di Sabtu, November 07, 2009

5 Comments to "Rubaiat Air Mata"

saya suka blogmu yg ini, nih...
saya follow ya...

:)

Wah, makasih untuk Mbak Tisti atas kunjungan dan folownya.
Kenapa Mbak suka sama puisi? Hehe...

wow...
puisinya benar2 menyentuh hati...hihihi
kayaknya memang benar2 ada bakat jd pujangga deh...hehehe

saya sangat terinspirasi dengan puisi ini...

Wah, air mata jadi bahan puisi? Gerimis banget tuh...

Posting Komentar