Andai...
dirimu tak jua lelah menanti
air mata yang tergerai
kuriliskan sebaris sajak untukmu
tentang hati yang lama mati
dalam gugus cinta yang kau cipta
adakah serpihan luka itu sia-sia?
Hah...
rinai-rinai gerimis
yang dulu kau lukis
tak sehangat rinduku menangis
sebab masih selalu kubutuh derai embun
yang mengalir di matamu
menyirami kemarau panjang di hatiku
agar lukisan langit kembali biru
cobalah sesekali kau pahat matahari
lantaran aku rindu pelangi
seperti kelepak silir angin
menyemai lelah bait-bait sunyi
dalam leletih kembaraku
curam mimpi demikian dingin
Surabaya, 2008
dirimu tak jua lelah menanti
air mata yang tergerai
kuriliskan sebaris sajak untukmu
tentang hati yang lama mati
dalam gugus cinta yang kau cipta
adakah serpihan luka itu sia-sia?
Hah...
rinai-rinai gerimis
yang dulu kau lukis
tak sehangat rinduku menangis
sebab masih selalu kubutuh derai embun
yang mengalir di matamu
menyirami kemarau panjang di hatiku
agar lukisan langit kembali biru
cobalah sesekali kau pahat matahari
lantaran aku rindu pelangi
seperti kelepak silir angin
menyemai lelah bait-bait sunyi
dalam leletih kembaraku
curam mimpi demikian dingin
Surabaya, 2008
5 Comments to "Rubaiat Air Mata"